Sunday, 13 October 2019

Umpama orang gila yang dirasuk syaitan, buruknya perangai bertengkar menyimpan dendam

Assalamualaikum dan salam sejahtera.

Saling mencela itu adalah syaitan. Orang yang dicela perlu sentiasa bersabar di atas perbuatan cacian orang lain ke atasnya.

Rasulullah SAW menyebutkan dua orang yang berbalah sambil mencela dan mencaci itu adalah syaitan. Orang yang saling mencaci akan berlumba membuat dosa dengan memperlekeh, menghina, merendahkan lawannya serta berbohong.

Dari Iyadl bin Himar ia bertanya, “Saya berkata, “Wahai Rasulullah, seorang laki-laki dari kaumku mencaciku sementara ia sendiri tidak lebih mulia dariku, maka apakah saya berdosa jika membalas cacian darinya?” baginda bersabda: “Dua orang yang saling mencaci adalah dua syaitan yang saling merendahkan dan saling berkata-kata dusta.” (HR Ahmad No: 16836)

Bertengkar Umpama Orang Gila Yang Dirasuk Syaitan

Dari ‘Adiy bin Tsabit dari Sulaiman bin Shurad berkata; “Aku sedang duduk bersama Nabi SAW dan ada dua orang yang saling mencaci. Seorang diantaranya merah wajahnya dan urat lehernya menegang.

Maka Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya aku mengetahui satu kalimat yang bila diucapkan akan hilang apa yang sedang dialaminya. Seandainya dia mengatakan a’uudzu billahi minasy syaitan”, (aku berlindung kepada Allah dari syaitan) “. Lalu ada sahabat mengatakan kepada orang tersebut kalimah itu; “Sesungguhnya Nabi SAW bersabda; “Berlindunglah kamu kepada Allah dari syaitan”. Orang itu berkata: “Apakah aku sudah gila?”. (HR Bukhari No: 3040)

Pergaduhan dan pertengkaran sesama kita adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam. Orang yang berbalah dan bertengkar akan saling caci mencaci sesama mereka.

Orang yang sedang bertengkar akan mudah dikuasai oleh syaitan dan seperti orang gila yang hilang pertimbangan, sehingga apa yang dituturkan atau ditulis berupa cacian dan makian tanpa memikirkan baik dan buruk.

Orang yang sedang marah bukan hanya suaranya meninggi dan kasar malah wajahnya turut berubah menjadi merah dan uratnya menegang. Rasulullah SAW mengajar agar dibaca kalimah istiazah yang jika dibaca akan terhindarkan dari syaitan dan kemarahan itu akan mengendur:

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ

Pergaduhan yang tiada manfaatnya

Mencaci orang muslim adalah kefasikan

Ketika hendak membaca al-quran juga disuruh membaca istiazah, apatah lagi dalam urusan lain. Firman Allah:

Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (An-Nahl: 98)

Rasulullah SAW bersabda: “Mencaci orang muslim adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekufuran.” (HR Ibnu Majah No: 3931)

Mencaci orang Islam itu termasuk perbuatan fasik dan memerangi orang Islam itu termasuk perbuatan kufur. Allah melarang orang beriman dari saling mencela. Firman Allah:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim “ (QS. Al Hujuraat :11)

Larangan ini mencakupi seluruh bentuk celaan dan cacian. Tidak boleh seorang mukmin mencela mukmin yang lain kerana kemiskinannya, kerana perbuatan dosa yang telah dilakukannya, juga sebab yang lainnya.

Sikap mencela orang lain itu berpunca dari rasa sombong dan ujub terhadap dirinya sendiri yang merasakan dirinya lebih baik. Seorang Mukmin tidak akan memanggil atau menggelar orang lain dengan gelaran atau panggilan yang buruk.

Berdamailah kita. Buangkanlah ego yang melangit.

Semoga kita tidak tergolong dari golongan syaitan. Berusahalah menjauhi perbuatan suka mencela dan menghina orang lain.



from Denaihati – Blog Tips Kehidupan https://ift.tt/2INGfcq
via Denaihati.com